Selasa, 11 Oktober 2011

"Outside the Church there is no salvation"

Apa yang anda pikirkan jika membaca judul postingan ini, (diterjemahkan) “Selain Gereja, tidak ada keselamatan”? Dalam hal ini dalam pengertian saya Gereja diartikan sebagai sakramen Ekaristi. Judul diatas merupakan judul segment dari Catholic Catechism yang dikeluarkan oleh Vatican. Apakah judul tersebut akan membuat anda emosi? Berikut ini adalah uraian dari segment tersebut (ma’af saya tidak menemukan edisi Bahasa Indonesia nya):

846 How are we to understand this affirmation, often repeated by the Church Fathers?335 Re-formulated positively, it means that all salvation comes from Christ the Head through the Church which is his Body:
Basing itself on Scripture and Tradition, the Council teaches that the Church, a pilgrim now on earth, is necessary for salvation: the one Christ is the mediator and the way of salvation; he is present to us in his body which is the Church. He himself explicitly asserted the necessity of faith and Baptism, and thereby affirmed at the same time the necessity of the Church which men enter through Baptism as through a door. Hence they could not be saved who, knowing that the Catholic Church was founded as necessary by God through Christ, would refuse either to enter it or to remain in it.336

Sejauh ini, judul diatas masih dapat diartikan bahwa hanya melalui Yesus, Gereja, yang diartikan sebagai tubuh Kristus yang kita terima pada saat komuni, manusia akan mendapatkan keselamatan. Konotasinya adalah, diluar Katolik, manusia tidak akan menemukan keselamatan, atau surga.

Sekarang coba anda bace point berikutnya ini:

847 This affirmation is not aimed at those who, through no fault of their own, do not know Christ and his Church:
Those who, through no fault of their own, do not know the Gospel of Christ or his Church, but who nevertheless seek God with a sincere heart, and, moved by grace, try in their actions to do his will as they know it through the dictates of their conscience - those too may achieve eternal salvation.337

Disebutkan bahwa jika anda tidak mengenal Yesus Kristus dan Gereja , tetapi anda mencari Tuhan dengan tulus, dan mengamalkan ajaran Kristus (yang saya artikan sebagai berbuat baik pada sesama), maka orang-orang ini tetap akan diselamatkan. Jadi tidak perlu menjadi katolik, tapi perlu untuk berbuat baik. Ini mencerminkan ajaran katolik yang mengutamakan cinta kasih terhadap sesama.

Bagian terakhir dari segment ini adalah mengenai penyebaran agama Katolik.

848 "Although in ways known to himself God can lead those who, through no fault of their own, are ignorant of the Gospel, to that faith without which it is impossible to please him, the Church still has the obligation and also the sacred right to evangelize all men."338

Meskipun Gereja Katolik mengakui akan adanya keselamatan diluar Gereja Katolik, adalah tetap menjadi kewajiban gereja untuk menyebarkan ajaran Yesus Kristus. Tidak disebutkan disini bahwa tujuannya adalah meng-katolik-isasi, hanya disebutkan untuk menyebar-luaskan ajaran Yesus.

Saya mengakui bahwa dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai pengertian pada level ini. Gereja banyak melakukan kesalahan tetapi Gereja juga banyak melakukan perbaikan. Gereja telah mengalami proses pendewasaan selama berabad-abad. Yang saya harapkan adalah agama lain dapat melihat nilai-nilai positive yang terkandung dalam ajaran Yesus, terlepas dari agama masing-masing. Don’t have to reinvent the wheel, persingkat proses belajar untuk menjadi yang lebih baik dengan belajar dari orang lain.

Sekarang bagaimana dengan emosi anda?

14 komentar:

  1. Hanya orang-orang bego dan mau menang sendiri yang memakai kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh gereja di masa lampau untuk membenarkan kelakuan mereka yg brutal di masa kini. Bukannya melihat bahwa itu salah dan tidak bagus untuk dilakukan kembali malah memakainya untuk dasar perbuatan dan membenarkannya.

    so bravo guk.. (i dont know bravo bro or bravo guk?)

    BalasHapus
  2. Bro or Guk, both work, thank you Mbak.

    BalasHapus
  3. Lha ini simpulan Vatikan kan. Bukan Tuhan. Biarin ajalah Vatikan mau nulis apa. Being honest, I don't really care... hihi. Jahat ya aku.

    Sepanjang Gereja Katolik selalu membuka pintunya untuk saya tanpa harus razia KTP dulu di setiap Misa-nya, I'm so thankful.

    Sepanjang Gereja Kristen Protestan selalu welcome dan tidak menanyakan surat baptis pada saat hendak perjamuan kudus, Gracias.

    Sepanjang Vihara tidak ber-prejudice dengan datangnya mahluk asing yang hendak mengenal lebih banyak tentang agama Buddha, it's so nice.

    Yang agak gimana... gitu, saya belum berani masuk ke masjid untuk kepentingan religius, dengan 2 alasan: 1) ada yang bilang tidak boleh karena saya bukan Islam, 2) ada yang bilang itu bisa menimbulkan fitnah (saya bisa dikira menghina kalau ikut2an berdoa di sana, apalagi kalau melakukannya dengan gerakan shalat. Padahal in my personal opinion, it would be so nice for doing shalat eventhough I'm not a moslem).

    BalasHapus
  4. agama yg menakutkan. Berusaha bersih padahal kotonya minta ampun.

    BalasHapus
  5. Ah, wajar dan biasa biasa saja. Justru kalau gereja ataupun komunitas agama bilang "Banyak jalan menuju Roma" malah akan menjadi aneh. Wage R

    BalasHapus
  6. Mbah Wage, apa yg saya tangkap malah justru bagitu, banyak jalan menuju Roma. Berdasarkan no847, orang yg percaya pada Tuhan dan menjalankan ajarannya, terlepas dari agamanya akan mendapatkan keselamatan. Karena ajarannya adalah kebaikan, secara general, pengertian saya orang baik akan masuk surga.

    BalasHapus
  7. Waduh, kalau gini ilmunya Mbah kagak nyampai Nih. "Outside the Church there is no salvation" arti yang Mbah tangkap sih, orang luar kagak dianggap. Jadi ceritanya mirip dengan agama langit dan bumi. Semasih cuma gongong tidak menggigit atau mukul apalagi ngebom ya, bagi Mbah wajar wajar saja. Namanya juga keragaman agama. Mbah Wage

    BalasHapus
  8. Hahah, itu kan hanya judul. Yg saya tangkap malah kebalikannya, semua orang yg percaya Tuhan dan berbuat baik pada sesama, mau dengan jalan Islam, jalan Buddha, Hindu, dsb, tetap saja akan mendapat keselamatan. Keragaman agama menjadi tidak terlalu penting yg penting kelakuannya pada sesama.

    BalasHapus
  9. Hah ?! Hanya judul ? Duh, berarti lik dukung deh. Untung kagak main bakar duluan. Wage

    BalasHapus
  10. Wah, untung belum dibakar. Makanya Mbah, dibaca dulu isinya, jangan cuman judulnya, hahaha.

    BalasHapus
  11. Maaf aja deh. Ini udah kebiasaan Mbah dari dulu. Bacanya selalu huruf yang paling besar dan dicetak tebal. Baca isinya rada malas apalagi kalau ada bahasa Inggris langsung lemas. (alasan hi.hi..)

    Tapi poinnya Mbah tetap saja sama, walau kata gereja diganti kata pura, wihara dll adalah sama.

    Ibarat anjing kalau cuma gonggong (asal tidak keras dan sering) adalah wajar, justru kalau anjing mengembik malah aneh. Semasih tidak menggigit ya masih wajar dan aman.

    Maaf, ngelantur ke anjing, soalnya mbah kan penggemar anjing. salam maaf, wage

    BalasHapus
  12. Wah cocok nih, saya juga senang piara anjing, tapi lebih suka anjing besar, tidak ribut langsung nerkam. Hahaha.

    Pendapat kita sama, Mbah, saya tidak mementingkan agamannya, tapi tulisan saya akan banyak yang berdasarkan Katolik karena itu yang saya pelajari waktu kecil. Semua orang bisa masuk surga selama kelakuannya baik.

    BalasHapus
  13. Cocok juga. Anjing galak tergantung yang ngajar. Tidak tergantung besar tubuh. Segalak galaknya anjing lebih galak manusia.

    Anjing galak dijamin tidak akan berani keluar rumah atau traveling sendirian, kurang gaul, tidak akan berumur panjang dan nasibnya kemungkinan bersar akan berakhir di kuali atau di ujung tusuk sate. hidup anjing !

    BalasHapus