Jumat, 07 Oktober 2011

Aneh

Apakah sesuatu yang baik yang berasal dari sesuatu yang buruk akan menjadi buruk?
Apakah sesuatu yang buruk yang berasal dari sesuatu yang baik akan menjadi baik?

Bukankah sesuatu yang baik yang berasal dari sesuatu yang buruk adalah tetap baik?
Bukankah sesuatu yang buruk yang berasal dari sesuatu yang baik adalah tetap buruk?

Kanapa agama yang baik tidak mau belajar pada kebaikan dari agama yang dianggap buruk?
Kenapa keburukan suatu agama lebih gampang dipelajari dari kebaikan suatu agama?

Aneh, sungguh aneh.

Dunia ini luas, kita tahu dan menyadari bahwa dunia ini luas. Kita selalu bermimpi untuk menjelajahi seluruh pelosok dunia ini. Menikmati segala keragaman warnanya, keharuman wanginya, kemilau cahayanya. Kita mengimpikan segala perbedaannya, mengharapkan untuk melihat keragaman, keharuman dan kemilau yang lain. Tapi kenapa ini tidak berlaku dalam hal agama?

Agama itu luas, kita seharusnya tahu dan menyadari bahwa agama itu luas. Kita seharusnya tahu dan menyadari bahwa setiap agama mempunyai keragaman, keharuman dan kemilau yang berbeda. Kita seharusnya mengakui dan menyadari bahwa ajaran yang baik dari agama yang buruk adalah tetap baik dan ajaran yang buruk dari agama yang baik adalah tetap buruk.

Memang lebih mudah untuk melihat keburukan, sudah menjadi kodrat manusia.
Tapi manusia diberi agama, untuk bisa menikmati kebaikan.
Kalau manusia hanya bisa melihat keburukan, maka anda hanyalah manusia.
Got what I mean?

11 komentar:

  1. Mas EA, dicariin si Maniez tuh.

    BalasHapus
  2. bukan nyariin ernas kok? loe khan udah lama ga nonggol?

    BalasHapus
  3. Lho kenapa mas Asu dipanggil ernas ya sama mbak Kolumnis?

    BalasHapus
  4. Ma'af Mbak, setahu saya nama Ernas sudah tidak available, tapi kalau mau panggil saya dengan nama yang lain juga boleh kok.

    BalasHapus
  5. baik dan buruk kan harus jelas menurut standart siapa? Dalam ilmu biologi, kita mengenal A+A->A, B+B->B, A+B->AA,AB,BA,BB
    Dari situ keluar perumpamaan baik->Baik, yg jelek->Jelek.....dalam perumpamaan itu juga, Baik+Jelek Tidak menghasilkan Baik dan Jelek dan setengah baik jelek. Keluarnya selalu jelek.
    Khusus dalam agama tdk ada nilai setengah yg akan disebut baik, yg setengah akan selalu disebut buruk juga.

    Lagi pula dlm pemahaman ttt, agama itu sempit tidak luas.

    Dalam soal agama, tidak ada belajar dr agama lain untuk membaguskan agama sendiri, Karena yg dicampur2, sekalipun berasal dr yg baik akan tetap disebut jelek hasilnya.
    Yang ada adalah melihat apakah agama kita benar atau salah dr penambahan wawasan thd agama lain. Kalau pembunuhan dianggap halal di agama kita sedangkan di agama lain adl terlarang, hampir pasti dan dapat dipastikan ada sesuatu yg salah dengan agama kita. Mencuri di agama kita dianggap boleh2 saja, sedang di agama lain dianggap terlarang, maka pasti dan dapat dipastikan ada yg tdk benar ttg agama kita.

    BalasHapus
  6. Menurut standard nurani dan nalar manusia pada umumnya, Mbak Kunti. Misalnya, nurani dan nalar saya mengatakan hormatilah sesama manusia dan norma sosial yang ada termasuk agama lain mengatakan hal yang sama, tapi ajaran agama saya mengatakan lain. Seharusnya saya tidak dengan cepat mengatakan agama saya pasti benar. Dalam hal ini iman is overrated. Take a step back, see the big picture, pertimbangkan nilai kemanusiaannya, putar balik sudut pandangnya, baru saya bisa membuat keputusan.

    Biologi dibandingkan dengan agama adalah ilmu yang sangat exact. Yang dipelajari adalah hal nyata. Dalam agama, semuanya serba tidak nyata. Tidak ada orang yang pernah bertemu Tuhan. Yang kita tahu adalah ada buku yang kita anggap bersumber pada Tuhan yang mengajarkan SESUATU yang bisa ditafsirkan dengan 1001 macam cara. Luas bukan?

    BalasHapus
  7. Tentu, Tentu, Justru kalau cepat2 mengambil keputusan itu berbahaya. Makanya saya menyebut namanya perenungan. Yg asu sebut sebagai putar balik sudut pandangnya, baru saya bisa membuat keputusan.

    Antara biologi dan agama yg diambil oleh saya adalah perumpamannya. Perumpamaan adl cara mempermudah/jalan lain u memepermudah tercapainya pengertian. Tidak selalu tepat.

    BalasHapus
  8. Benar, Mbak. Alat bantu untuk mendapatkan pengartian

    BalasHapus
  9. Itu sebabnya, pengetahuan duniawi juga berguna. Kekerasan tengkuk (hati) itu yg berbahaya.
    yesus sendiri bicara (selalu) melalui perumpamaan yg cocok.

    BalasHapus