Kamis, 06 Oktober 2011

Azan

Saya adalah seorang perantau beragama Katholik. Lebih dari separuh hidup saya, yang tidak lagi bisa dibilang muda lagi, saya habiskan diluar Indonesia. Seringkali saya membuat orang bingung atas jawaban saya kalau mereka bertanya apa yang membuat saya kangen Indonesia. Selain keluarga, makanan dan teman, salah satu yang membuat saya kangen Indonesia adalah suara azan.

Azan, untuk saya, tidak mengingatkan akan Islam.
Azan, untuk saya, tidak mengingatkan akan sholat.
Azan, untuk saya, tidak mengingatkan pada Nabi Muhammad SAW.
Azan, untuk saya, mengingatkan saya pada Indonesia.

Mungkin karena waktu kecil, ada sebuah mesjid yang lumayan besar di ujung jalan dimana rumah kami berada. Setiap hari saya mendengar azan maghrib berkumandang. Bagi saya, Indonesia bukanlah Indonesia tanpa suara azan.

8 komentar:

  1. Di daerah saya tidak ada mesjid jadi sama sekali tidak kangen dengan suara Azan. Tapi saya punya rasa kangen lain yang jauh lebih besar, kangen yang tidak ketulungan yaitu kangen pada korupsi. Susah, nih hidup di negeri orang, harus antre, tertib dan tidak bisa nyogok.

    BalasHapus
  2. Dalam kasus ini dengan sangat terpaksa saya setuju dengan dongengbudaya.
    Apakah karena negeri sendiri maka korupsi di benarkan? Budaya tidak antre, budaya telat, budaya bunuh2an menjadi kebenaran, menjadi bahan kekangenan?
    Jauh lebih kangen hidup di negara yg berbudaya di luar sana. Negara kafir yg menghargai manusia sebagai manusia.

    BalasHapus
  3. Manusia memang dikodratkan untuk "ngangeni" apa yang kita pernah punya dan tidak punya. Saya hidup "menclok-menclok" kalau orang jawa bilang, sebentar disini, sebentar disana. Banyak yang saya kangeni, tapi juga menimbulkan kesadaran dalam diri saya bahwa juga banyak yang bisa saya nikmati. Mbah Wage pasti berpikiran sama.

    Mbah, nanti kalau saya pulang, kita bisa nyogok bareng2. Atau mau korupsi bareng?

    BalasHapus
  4. Minta maaf kalau komentar saya tidak berkenan di hati Bro/sis Kuntilanak atau rekan lain.

    Dari tulisan Mas Asu saya menangkap kesan bahwa Mas Asu mencoba menulis tentang dunia luar namun ditulis dengan gaya menarik, gaya menjual dan juga toleransi. Tanpa jiwa toleransi saya yakin kata Azan tidak mungkin akan ditulis.

    Sayapun menanggapinya dengan topik korupsi.Saya tidak menduga kalau kata Tertib bisa melebar ke arah bunuh bunuhan. Duh, sekali lagi minta maaf.

    Mas Asu, saya lagi sibuk nyogok istri nih, agar dikasi ijin pulang. Wage

    BalasHapus
  5. No worries Bro. Disini bebas mengutarakan isi hati baik yang serius maupun yang hampir serius. Meskipun call sign nya "Kuntilanak" she is a nice person. Keras tapi lembut.

    Semoga berhasil nyogoknya Mbah, senang yah kalau bisa pulang. Selamat berjuang, mungkin suatu saat kita bisa pulang bareng.

    BalasHapus
  6. Sori bro
    mungkin pernah dengar mungkin belon

    Ini adalah cerita seorang gadis.
    Pada saat ada di upacara pemakaman ayahnya yang baru meninggal, dia bertemu dengan seorang laki-laki yang belum pernah dia kenal sebelumnya.

    Dia sungguh tertarik dengan lelaki ini.Lelaki ini adalah pria idaman yang selalu dia impikan
    sejak dulu sehingga dia langsung jatuh cinta. Tapi sayang sekali setelah itu laki-laki tadi
    menghilang dan gadis tersebut tidak pernah bertemu dengan lelaki itu lagi.

    Beberapa hari setelahnya, ada kejadian heboh. Gadis ini membunuh kakak kandungnya.
    Kenapa?

    BalasHapus
  7. Mbak Kuntilanak, otak saya otak udang, tidak mampu menemukan jawabannya sendiri sehingga perlu bantuan Mbah Google. Saya tidak tahu maksudnya tapi agar disebut pintar maka saya mengaku ngaku mengerti maksudnya. Tx

    Mas Asu,jujur saya paling takut pada makhluk halus tapi sepertinya koq masih jauh lebih baik dari mahluk kasar ya?

    Btw, keras tapi lembut itu apa sih artinya? Kadang keras kadang lembut gitu? Tapi kalau panas dingin setahu saya artinya hangat. Dulu sering saya pakai alasan untuk bolos sekolah. Salam Wage

    BalasHapus
  8. Tepat sekali, Mbak Kunti itu hangat kok, meskipun dia mahluk halus. Komennya keras tapi hatinya lembut. Dia sering memberikan dorongan pada saya untuk maju.

    Saya malah belum nemu jawabannya.

    BalasHapus