Jumat, 23 September 2011

Kuli

Hidup saya dan istri saya di perantauan berawal dengan penuh tantangan. Gaji habis untuk biaya hidup dan tidak pernah tersisa untuk di tabung. Sampai suatu hari off saya, saya berpikir, seandainya hidup saya mentok hanya sampai level ini saya tidak akan bisa pension karena tidak aka nada budget untuk itu. Kalau saya meninggal sesudah istri saya, ya saya tidak peduli. Mau saya jadi gelandangan, mau kelaparan, mau jadi pengemis, masa bodoh. Problemnya kalau saya meninggal lebih dulu dari istri saya, seperti apa nasib istri saya nanti. Memang dasarnya saya tukang mikir, jadi kepikir aja hal2 yang seperti itu. Gaji saya sebagai tukang bikin burger enggak cukup untuk pensiun jadi saya musti cari penghasilan tambahan. Kebetulan ada retailer besar yang baru mau buka. Saya apply dan diterima (saya ngakunya lulusan S1 from other country, technically saya enggak bohong) dan ditempatkan di posisi bergengsi, unloader. Orientasi seminggu lagi.

Orientation day, ketemu sama managernya dan dia introduce the team. Right away I know I am the muscle. Saya kedua terbesar diantara kita ber lima dan saya satu2nya yang tidak punya pengalaman nyetir forklift, not even a pump truck. Selesai orientasi saya siap2 pulang, tiba2 HP bunyi. Manager saya yang barusan memberikan orientasi yang menelpon saya. Dia minta saya balik lagi ke ruang orientasi. Saya balik lagi, tidak tahu musti expect apa. Setelah saya masuk dan ketemu dia, dia bilang ke saya, “I have a good offer for you”. Dia menawarkan apa saya mau jadi department manager bagian mainan anak. Jelas gaji naik dan jelas saya terima. Ini promotion paling cepat yang saya pernah terima.

Saya kerja dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore, Senin sampai Jumat di retailer store. Sabtu dan Minggu saya kerja di burger joint. Seringkali burger storenya nelpon saya karena mereka kurang orang, jadi seringkali saya pulang jam 4 sore dari retail store, mandi, makan, istirahat sebentar dan kerja lagi di burger joint sampai jam 2 pagi. Jam 7 pagi saya sudah di retial store lagi. Berat saya dari 200 lbs turun drastic jadi sekitar 180 lbs. Tapi saya senang, lebih tenang sekarang karena saya bisa nabung dan saya bisa join pension program dari retail store tempat saya kerja. Tiap kali saya ada waktu luang saya tetap mengirimkan resume saya, 5-6 resume dalam seminggu tapi ini benar2 custom made resume bukan satu resume dikirim 5-6 kali. Saya bangga dengan istri saya yang begitu supportive. Tidak pernah mengeluh, satu2nya yang di khawatirkan cuman kesehatan saya.

Sembilan bulan saya kerja seperti kuli. Setiap ada kesempatan saya nonton kartun. Saya memang suka kartun, apalagi kartun jepang, tapi kali ini saya mencari iklan mainannya karena saya mau tahu mainan apa yang lagi ngetop. Saya butuh tahu jadi saya bisa display mainan yang lagi ngetop di tempat yang banyak dilewati customers. Manager saya di retailer store suka cara kerja saya, jadi saya disayang, dan saya proven myself dimata manager saya di burger joint jadi saya di training buat jadi shift coordinator. Pelan pelan saya mulai melihat jalan saya terbuka, sampai pada suatu hari telpon saya berdering.

Saya dapat job offer, 10 bulan contract di one of the largest company in the country sebagai financial analyst. Bingung setengah mati. Ini bidang saya dan perusahaannya besar tapi di lain kota. Kalau saya terima saya musti melepaskan kedua kerjaan saya yang sudah mulai mapan. Malamnya saya tidak bisa tidur, saya harus memberikan jawaban saya besok pagi. Akhirnya saya berpikir, what am I doing in this country? I took a chance to get a better life, I took a gamble, I started with nothing. So, why am I worried about this? It is just another chance that I have to take. Saya tenang, tidur.

Waktu ada kesempatan main ke Jakarta, banyak teman2 dan saudara2 yang bilang enak yah tinggal di luar negeri, hidupnya tenang, kerjanya enak, bla, bla, bla. Untuk beberapa orang saya meluangkan waktu untuk cerita, untuk sisanya saya hanya senyum saja. Kebanyakan orang hanya melihat hasil akhirnya saja tanpa melihat perjuangan untuk mencapainya. Kadang2 saya kesal karena kesannya nggampangin. Bisa enggak anda hidup jauh dari keluarga, tanpa pembantu, tanpa gengsi? Kalau bisa silahkan merantau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar