Jumat, 10 Februari 2012

Atheist

Dalam banyak diskusi saya di dunia maya, banyak sekali komentar-komentar yang mengatakan bahwa seseorang yang atheist itu sama saja dengan binatang, yang tidak beragama dan tidak punya aturan. Komentar yang amat sangat menyudutkan seseorang yang tidak percaya pada Tuhan. Komentar yang secara tidak langsung menyamakan agama dengan hukum, aturan dan norma. Apakah komentar itu benar?

Ingat peristiwa bom Bali yang dilakukan sekelompok muslim? Bom yang begitu dahsyat impaknya bagi nama bangsa Indonesia dan juga memakan korban rakyat Indonesia? Ingat peristiwa penembakan di Norway oleh orang yang menamakan dirinya sebagai Christian Crusader? Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa yang menyedihkan yang mengatasnamakan agama, contoh diatas hanya sebagian kecil saja.

Sekarang pertanyaan saya, apakah peristiwa diatas bisa dipakai sebagai tolok ukur bahwa agama telah gagal untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, menegakan hukum dan peraturan? Sebagian besar dari anda akan menjawab “Tidak”, dengan alasan peristiwa diatas didasari oleh pengertian agama yang salah. Manusianya yang salah mengartikan ajaran agamanya, bukan agamanya yang salah. Saya pun berpendapat demikian.

Kembali pada Theist dan Atheist. Apakah dengan percaya pada Tuhan dan beragama, otomatis anda akan menjadi orang baik? Sebelum anda menjawab, jangan lupa contoh diatas. Sekarang, kalau semuanya kembali pada manusianya, apakah masih harus dipermasalahkan apakah seseorang itu theist atau atheist?

2 komentar:

  1. Sekelompok orang menganggap Atheis adalah orang sesat. J

    Apakah dengan beragama, sama sama percaya Tuhan berarti masalah sudah selesai? Ndak juga. Mereka kembali berdebat tentang Tuhan dari masing masing agama.

    Apakah satu agama, satu Tuhan manjadi lebih baik? Ah, ndak juga. Mereka berdebat tentang sekte dan ajaran.

    Apakah satu sekte yang sama jadi aman dan damai? Ah, ndak juga, mereka mungkin berdebat dengan tetangganya,keluarga A vs keluarga B.

    Apakah kalau satu keluarga menjadi lebih rukun? Ah, ndak juga....dst.

    Jadi kesimpulannya, manusia adalah mahluk yang sangat tidak bahagia dan selalu menyalahkan orang lain atas ketidak bahagiannya.

    "Kesimpulan ngawur ah Mbah. Ndak juga...."

    Ok, kesimpulannya diubah menjadi NDAK JUGA.

    BalasHapus
  2. Mbah ini bagaimana sih, kalau bisa nyalahin orang lain ya ngapain juga nyalahin diri sendiri....hahahahaha.

    Pada dasarnya manusia lebih mudah melihat kesalahan orang lain. Menurut saya ini tidak sepenuhnya salah. Yang salah adalah melihat kesalahan orang lain dengan pemikiran kita yang negative karena hasilnya tidak akan membuat kedua belah pihak menjadi lebih baik. Kalau kita melihat kesalahan orang lain dengan pemikiran yang positive, maka paling tidak kita akan menjadi lebih baik karena kita akan bisa belajar dari kesalahan orang lain tersebut. Hasil maksimal yang bisa dicapai adalah yang melihat kesalahan bisa membantu yang berbuat salah untuk menjadi benar sehingga dua-duanya bisa belajar dari kesalahan itu.

    Terima kasih sudah mampir, Mbah.

    BalasHapus