Selasa, 13 Desember 2011

Agama dan pribadi

Sudah beberapa bulan terakhir ini saya menjadi member di sebuah FB forum. Sebuah forum terbuka yang bebas merdeka dan 99% topiknya adalah agama. Anggotanya beribu-ribu dan setiap anggota punya agenda sendiri-sendiri, tapi banyak yang hanya berusaha untuk mengadu domba atau menjelek-jelekan agama lain. Anehnya, saya betah di forum ini, baik karena saya banyak bertemu teman maupun karena saya suka mempelajari character membernya.

Dalam proses belajar saya, saya banyak menjumpai keunikan-keunikan cara pandang seseorang mengenai agama, baik agamanya maupun agama orang lain. Ada beberapa member yang begitu gencar merendahkan agama lain, begitu giatnya menyajikan bukti-bukti bahwa agamanya lah yang paling benar dan begitu memandang rendah umat agama lain. Untuk saya, member yang seperti ini yang paling menarik. Saya ingin sekali tahu seperti apa cara berpikir mereka dan apa yang menyebabkan mereka berpikir seperti itu.

Kemarin saya baru saja mengikuti sebuah debat dari dua orang yang minggalkan agama lahir mereka untuk memilih agama baru yang lebih cocok dengan mereka. Debat yang panjang tapi menarik karena selain latar belakang perjalanan agama yang sama, mereka tidak mempunyai anything in common. Terlihat keduanya mempunyai pengetahuan agama yang tinggi dan juga kemampuan untuk berderbat yang hebat. Yang saya tangkap, pada intinya, adalah bahwa hanya ada satu cara untuk memahami agama tersebut, cara ini tidak bisa dirubah dan sudah ada sejak jaman agama ini lahir.

Menurut saya ini yang aneh, hanya ada satu cara untuk memahami suatu agama. Saya selalu berpendapat, agama adalah hubungan pribadi antara manusia dengan Tuhan. Karena sifatnya pribadi, maka setiap manusia harus menemukan jalannya sendiri untuk bisa membangun hubungan tersebut. Jalan tersebut bisa berbeda satu sama lain tergantung dari pribadi setiap orang. Jadi tidak mungkin hanya ada satu cara atau jalan untuk mengenal Tuhan.

Sekarang pikirkanlah, apakah tulisan diatas masuk diakal anda, dan, if you choose, carilah jalan anda.

3 komentar:

  1. dua orang itu mabok agama.......
    imannya sdh tebal sekali....
    sdh bisa mindahin gunung....

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Kadang-kadang terlihat lucu, kok ada orang beragama begitu benci pada sesama manusia hanya karena berbeda agama? Bukankah itu jadi membuat kita yang melihat atau mendengarnya berpikir apa sih yang diajarkan agamamu kok sampai begitu penuh dengan kebencian?

    Terima kasih masih mau mampir, mbak Kunti.

    BalasHapus